THIS IS MY FIRST STORY ABOUT TAYLOR SWIFT, YOO! LETS READ THIS STORY.. AND EASY GOING GUYS :)

 

 HEY STEPHEN PART 1!

       Namaku Taylor Swift, panggil saja aku Taylor . Aku murid junior di sebuah SMA favorit di Nashville . Aku tidak popular, bahkan terkadang teman-teman di sekolah mengasingkanku karena aku tidak terlalu banyak omong . Abigail Anderson adalah satu dari beberapa gadis yang tetap setia menjadi sahabatku sejak dulu . Baginya, aku menyenangkan, meski bagi orang lain, aku sangat membosankan .
Pagi itu, Nashville mendung . Daddy menawarkan untuk mengantarku ke sekolah, tapi aku menolak . Abby datang dan menjemputku dengan Lamborghini-nya . Dalam perjalanan, hujan turun . Secara serentak, aku dan Abby mengeluh .
“Oh, kenapa hujan sepagi ini ?”, keluhku .
“Ya, aku berharap menikmati matahari pagi ini .”, tambah Abby .

Dari parkiran sekolah, kami berpegangan tangan, lalu lari bersama menuju gedung sekolah . Ternyata banyak juga yang mengeluh karena hujan . Aku masuk ke kelas Biologi, dan Abby ke kelas Trigonometri . Kami berjanju untuk pulang bersama nanti . Aku memilih tempat duduk strategis di kelas, deret tengah . Seorang cowok manis duduk di sampingku, lalu tersenyum . Tidak mungkin aku tidak mengenalnya, dia Stephen Liles, satu-satunya murid junior yang masuk tim utama basket sekolah . Dia sangat tampan, dan tentu saja populer !
“Hai, aku sering melihatmu di kelas Sastra Inggris, tapi kita belum secara resmi berkenalan . Aku Stephen, kau ?”, dia mengulurkan tangannya .
Aku tersenyum dan menjabat tangannya, “Tentu aku mengenalmu, siapa yang tidak ? Well, aku Taylor .”
Dia tertawa, “Aku terlalu populer, bukan ? Aku sendiri juga sedikit bingung karena itu .”
Aku mengangkat alisku, “Oh, benarkah ? Maaf, aku tidak percaya . Aku rasa kau pasti tahu penyebabnya, tidak perlu berpura-pura jadi orang polos .”
Dia tertawa lagi, “Kau lucu sekali, Tay . Mau berbagi nomor ponsel denganku?”
Aku sedikit ragu, “Ehm, baiklah, ini, tulis sendiri .”, aku menyerahkan ponselku .
“Mr. Bennett akan sangat marah jika tahu kalau kita tidak memperhatikan pelajarannya, jadi perkenalannya ditunda dulu, ok ?”, sambungku .
Tak  diduga, dia justru tertawa lagi, “Baiklah, kau benar-benar lucu sekali, Tay .”

   Selesai Biologi, aku langsung bergegas ke kelas Bahasa Spanyol . Lalu, tiba-tiba saja Stephen menahan langkahku . Dia tersenyum menggodaku .
“Kau mau ke gedung empat, Tay ?”
“Ya, ada apa ?”
Dia tampak ragu sebentar, “Begini, aku ada latihan basket dan rasanya aneh jika aku tidak ikut . Bisakah kau meminta ijin untukku kepada Mr. Varner di kelas Trigono ?”
“Oh, kau akan tertinggal . Latihan basket kan bukan cuma sekali .”
“Oh, please, Taylor, ini benar-benar penting . Aku takut dikeluarkan dari tim, tolong jangan biarkan itu terjadi .”
Aku mengalah, “Baiklah . Kau pintar sekali mencari alasan .”
Dia tertawa, “Kau tidak bisa menghadapi serangan tiba-tiba, Tay . Terimakasih, dan sampai jumpa lagi .”

   Aku berjalan sendiri ke gedung empat, rasanya aneh . Aku terus saja mengingat Stephen . Bahkan ketika kelas sudah dimulai, aku masih mengingat senyumnya . Oh, jangan sampai aku tertarik pada cowok seperti itu, cowok yang terlalu baik pada gadis-gadis . Sisa hari itu berjalan lambat, aku tidak terlalu bersemangat hari ini, entahlah . Abby mengantarku pulang .

“Kau belum makan siang, Tay ?”
“Entahlah, aku lupa.”, jawabku polos.
Abby tertawa, “Ada apa, Tay ? Kau tidak fokus seperti biasanya, ada masalah ?”
Aku menggeleng, “Semuanya baik-baik saja, hanya saja pikiranku sedikit kacau . Kau kenal Stephen, bukan ? Well, tadi dia ramah sekali padaku .”
Abby melotot, “Dia memang ramah pada gadis manapun, Tay . Ayolah, jangan tertipu, jangan menyukainya !”
“Tidak, aku tidak menyukainya . Aku kan hanya bilang kalau dia ramah . Itu saja, Abby .”
“Aku pegang kata-katamu . Aku hanya tidak ingin kau terluka atau semacamnya .”


    Abby terus menatapku dengan tajam, sesekali dia mengangkat alis matanya dan menggodaku dengan senyumannya yang manis. Apa-apaan ini ?!! abby benar benar membuatku salah tingkah dan terlihat seperti orang yang aneh.

"Hey tay, whats wrong with you?! kau terlihat sangat gugup. Ingat kata-kataku tay! kau tidak boleh menyukainya. Dengar itu!" Abby mengancamku.
"Aku baik-baik saja! tenanglah abby, aku tidak mungkin menyukai lelaki seperti dia" jawabku meyakinkan abby.
"Baiklah aku percaya padamu tay" jawabnya tersenyum.
"Well, bisa kita pulang sekarang ??" tanyaku.
"Ya sure, tapi sebelum pulang kau harus menemaniku makan di cafe delicious. Kau mau kan ??"
"Boleh, aku juga lapar" jawabku.

   Kami berjalan menuju mobil abby. Lalu kami masuk kedalam mobil abby dan abby mulai mengendarai mobilnya. Aku memakai sabuk pengamanku. Sesekali aku mencengram erat tangan abby lantaran dia mengendaai mobilnya dengan kecepatan yang maksimal. Ditengah perjalanan dia menghentikan mobilnya, lalu dia mendesah sebentar dan matanya melirik kearahku. Wajahnya terlihat agak marah.

"Tay berhenti menggenggam tanganku! itu membuatku tidak nyaman untuk menyetir taylor!" gertaknya.
"Dan kau abby, stop untuk menyetir dengan kecepatan tinggi! karena itu membuatku takut!" jawabku.
"Aku sudah terbiasa mengendarai mobil dengan kecepatan seperti ini" katanya sinis.
"Tapi itu membuatku takut abby!"
"Baik, kalau begitu kau jangan naik mobilku lagi tay!"
"OKE!!! aku tidak akan ikut denganmu lagi, mulai besok aku akan mengendarai mobilku sendiri!! kau puas?" gertakku.

   Aku menatap abby dengan sinis, begitupula dengannya. Kami saling terdiam dan tidak bicara sepatah katapun, lalu abby mulai tertawa dan aku'pun ikut tertawa dengannya. Ya itulah kami, kami memang tidak pernah bisa bertengkar. Mungkin orang beranggapan kalau kami ini aneh dan tidak waras. Tapi itulah kami.

"Tenanglah tay, aku hanya bercanda" katanya tertawa.
"Aku tau itu abby haha.."

Lalu kami tertawa lepas, sehingga perutku terasa sakit. Kami berhenti tertawa dan abby mulai mengendarai mobilnya lagi. Kali ini dia mendengarkan kataku, dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan minimum.
Sesampainya di cafe delicious, kami langsung menempati tempat yang biasa kami tempati. Seorang pelayan wanita menghampiri kami dan menyerahkan menu makanan kepada abby.

"Kau mau pesan apa tay??" tanya abby.
"Panekuk dan orange juice" jawabku
"Ok aku pesan steak ayam dan milkshake" kata abby
"Satu lagi! aku mau pesan coffee starbuck'nya satu" kataku menambakan.
"Itu saja ?" tanya si pelayan wanita tersebut.
"Ya, kami rasa cukup" jawab abby.
"Baik, pesanan akan segera kami antar. silahkan menunggu" jawab si pelayan.
"Kau selalu ingat dengan coffee starbuck'mu kemanapun kau pergi tay" kata abby.
"Tentu, itu bagian dari hidupku" jawabku tersenyum.
"Kau berlebihan, hahah" abby tertawa.

   Saat kami sedang asyik mengobrol, pelayan wanita itu datang sambil membawa pesanan kami. Dan aku langsung menyantap makananku. karena aku memang sangat sangat lapar saat ini. Saat aku menghabiskan makananku tiba-tiba iphone'ku bergetar. Ternyata ada sebuah pesan masuk dari stephen yang tertuju padaku.

From : Stephen Liles
To     : Taylor Alison Swift
Hey tay! ini aku stephen, kamu masih ingat aku bukan ??.

Lalu aku membalasnya.....

From : Taylor Alison Swift
To     : Stephen Liles
Oh hey stephen! ya tentu , kau stephen cowok terpopuler di sekolah kan ?? ada apa?

2 menit kemudian dia membalasnya......

From : Stephen Liles
To     : Taylor Alison Swift
Oh of course. Dan banyak wanita yangm mengagumiku, mungkin kau salah satu dari mereka tay hahah...


   Aku tertawa membaca balasan pesan dari stephen. Aku rasa dia terlalu percaya diri untuk mengatakan itu langsung kepadaku. Ya! aku akui memang dia menawan dan keren. Perempuan mana yang tidak menyukainya, aku rasa hanya perempuan bodoh yang tidak menyukainya.

" Hey tay, kenapa kau tertawa sendiri dengan iphone'mu ??" tanya abby.
" Umm tidak ada apa-apa" jawabku singkat.
" Boleh aku melihat iphone'mu sebentar tay"
" Aah jangan !" jawabku gugup.

    Tiba-tiba abby merampas iphone dari genggaman tanganku. Aku tidak bisa menahan iphone'ku, Tamatlah aku! abb bisa marah jika dia tahu aku membalas pesan dari stephen. Aku mendesah pasrah dan menopang kedua tanganku diatas meja. Aku segera bersiap-siap mendengar teriakan abby yang terkejut karena aku menerima dan membalas pesan dari stephen. Dan!! Yap!! abby mulai berteriak.

“Abby, kami kan hanya berteman, tidak salah bukan ?”
Abby melotot, “Ya, memang, tapi aku rasa kau tertarik padanya, Tay . Ayolah, jangan Stephen Liles, masih banyak yang lebih baik, Tay .”
Aku tertawa, “Kau berlebihan sekali, Abby . Kalaupun aku tertarik padanya, itu kan hanya ‘tertarik’, tidak lebih .”
“Kau yakin, Tay ?”
Aku tersenyum jahil, “Entahlah .”

   Kami tertawa bersama . Abigail, sahabat terbaik dalam hidupku . Dia yang selalu khawatir ketika aku dekat dengan orang yang dia pikir ‘berbahaya’ . Dia perhatian sekali, aku sayang sekali pada Abby . Hampir setiap hari kami bersama, entah bagaimana hariku tanpa Abby . Terimakasih, sahabat .
Keesokan harinya, Daddy mengantarku ke sekolah . Dia mencium pipiku dan berdoa agar hariku menyenangkan dan semua berjalan dengan baik . Ketika berjalan memasuki sekolah, dari arah parkiran, ada yang meneriakkan namaku . Aku melihat sekilas, lalu tersenyum . Aku terus saja berjalan, lalu dia mengejarku dan mencoba menyamakan langkah kami berdua .

“Ayahmu baik sekali, Tay .”, ucap Stephen .
“Kau mengenalnya ?”
Dia tersenyum, “Tidak, aku melihatnya mengantarmu tadi .Sepertinya dia sayang sekali padamu .”
“Tentu saja, setiap ayah pasti menyayangi anaknya .”, aku tersenyum .
“Kau tidak membalas pesanku semalam, kau sibuk ?”
“Oh, tidak, aku lupa, maaf . Aku ada kelas Sastra Inggris pagi ini, dan aku sedang menyukai materinya, jadi aku harus segera ke kelas . Sampai jumpai nanti .”

   Aku berjalan cepat meninggalkan Stephen . Entahlah, jantungku rasanya berdetak terlalu cepat . Aku tidak bisa mengendalikannya ketika berada di dekat Stephen . Apa yang terjadi ? Apa perasaanku pada Stephen lebih dari sekedar ‘tertarik’ ? Tidak, aku yakin, ini hanya perasaan biasa . Aku tidak boleh terlalu memikirkannya, nanti juga memudar dengan sendirinya . Aku yakin itu .
Sastra Inggris berlangsung sangat menyenangkan . Mrs. Garfield membahas tentang novel-novel roman lama . Dia menyebut Nicholas Sparks beberapa kali, dan aku sempat mengangkat tanganku untuk memberikan sedikit resensi tentang A WALK TO REMEMBER . Aku menjelaskan seperti apa kisahnya, tentang kekagumanku pada sosok Landon Carter, tentang bagaimana aku ingin sekali menjadi Jamie Sullivan, tentang mencintai seseorang dengan tulus untuk pertama kalinya, tentang bagaimana mengambil keputusan penting demi orang tercinta yang tidak memiliki banyak waktu untuk hidup .
Saat istirahat, aku dan Abby duduk bersama di kafetaria, dia tampak tidak begitu sehat .

“Kau baik-baik saja ?”
Abby tersenyum, “Ya, sedikit lelah mungkin, semalam aku hampir tidak tidur, Tay .”
“Memangnya ada apa ?”
“Untuk pertama kali dalam hidupku, aku tidak bisa menceritakan masalahnya padamu, Tay .”
Aku terkejut, “Benarkah ? Masalah pribadi maksudmu ?”
Abby tertawa, “Semacam itulah . Jangan tersinggung, ok ?”
Aku menggenggam tangannya, “Tenang saja, kita sudah lama bersahabat, hal kecil seperti ini tidak akan menghancurkan kita .

   Abby sepertinya sedang ingin sendiri, jadi aku memutuskan untuk pulang dengan kendaraan umum . Saat aku berjalan menuju gerbang, mobil Stephen berhenti, kacanya terbuka, dan sebuah mata indah menatapku, senyumnya merekah .
“Mana temanmu yang rambutnya sama denganmu ?”
“Namanya Abigail, dia sedang tidak sehat jadi pulang sendiri .”
“Kau mau kuantar pulang, Tay ?”
Aku ragu, “Rumah kita jaraknya jauh, aku tidak enak padamu .”
Stephen tersenyum meremehkan, “Oh, jangan pikirkan masalah itu . Tenang saja, ayolah naik, aku akan mengantarmu pulang .”

   Sesampainya dirumahku, aku segera turun dari mobil Stephen. Saat ingin melangkahkan kakiku kerumah stephen memanggilku.

"Tay ?!!"
"Ya ? ada apa ?" tanyaku padanya.
"Nothing, Gnight Taylor :)" katanya tersenyum
"Gnight Stephen" balasku

Aku melangkahkan kakiku kedalam rumah, saat aku berada tepat didepan pintu rumahku, Stephen memanggilku lagi.

"Hmm Tay!!"
"Apa lagi ??" tanyaku
"Have a sweet dream for tonight :)" katanya sambil memainkan jarinya.
"Thanks, have a sweet dream too :)" jawabku singkat.

   Stephen beranjak pergi dari rumahku dengan lambaian tangan dan senyumannya yang manis kepadaku. Aku tidak bisa merasakan apa yang sedang aku rasakan saat ini, mungkinkah aku suka padanya?? ya, itu mungkin saja terjadi. Karena aku hanya manusia biasa yang mempunyai perasaan. Menurutku stephen adalah orang yang begitu istimewa. Dia sangat menarik perhatianku dan semua wanita di sekolahku. Jadi, wajar saja jika aku bisa menaruh perasaan suka kepadanya. Baik!! cukup memikirkan Stephen untuk hari ini. Aku harus segera kekamar dan beranjak tidur, karena besok aku akan melewati hari yang sangat melelahkan. Bagaimana tidak ?? besok aku ada kelas music dan bahasa jerman disekolahku. Aku harap hariku akan menyenangkan.

   Aku memasuki rumahku dan melewati ruang tamu. Kulihat daddy sedang menonton siaran tv kesukaannya diruang tamu. Dia melihatku dan berdiri dari tempat duduknya lalu dia menghampiriku.

" hey swetest.." sapanya.
" Hey dad " jawabku.
" siapa laki-laki yang mengantarmu pulang tadi ?? " tanyanya.
" bagaimana kau bisa tahu ? "
" aku mengintipmu dari jendela sweet.."
" sudah aku duga , hhmm dia hanya temanku disekolah " jawabku.
" kelihatannya dia anak yang baik ?? "
" ya , dia memang baik dad " jawabku singkat.
" apa kau menyukainya ?? " tanya daddy.
" oh dad, sudahlah.."
" okok, baiklah.." jawabnya.
" aku ingin kekamar dan segera tidur, byee dad"
" byee swetest, good night!" katanya smabil mencium keningku.
" good night dad, i love you" kataku dan beranjak pergi.

   aku beranjak pergi menuju kamar dan membanting tubuhku dikasur, karena saking lelahnya aku langsung tertidur pulas tanpa mengganti pakaian.
keesokan harinya aku berangkat sekolah diantar oleh supirku, sebelumnya aku sudah mengirim sebuah pesan untuk abby agar tidak menjemputku hari ini. sesampainya disekolah aku langsung menuju kelasku. Saat melewati koridor sekolah seseorang menabrakku dari samping. Semua buku dan barang yang aku bawa berserakan dilantai. Dengan perasaan agak kesal aku membereskan barangku yang aku bawa tadi. Seorang yang menabrakku tadi ikut membantuku membereskan barang-barangku yang berserakan dilantai dan memberikannya padaku.Sejenak dia memandangku dan akupun memandang wajahnya ( kayak yang disenotron itu loh :p ).  Hey Stephen!! ya, ternyata dia stephen. Aku sama sekali tidak menyadarinya.

" Omigod ternyata kau stephen!" kataku.
" Im so sorry tay , aku benar benar tidak sengaja " jawabnya meminta maaf.
" oh its ok, bukan masalah bagiku "
" kau mau kemana ?" tanyanya.
" tentu saja aku ingin kekelas, memangnya kemana lagi ?? "
" oke aku ikut, aku juga ingin kekelas " katanya.

Aku dan stephen berjalan menuju kekelas, saat stephen ingin merangkul pundakku tiba-tiba abby datang dan berdiri tepat diantar aku dan stephen. Oh tidak!! apa-apaan kau abby??! kau merusak moment'ku. Kau membuat semuanya benar-benar menjadi kacau.

" Hey tay !! Hey stephen !! " sapa abby kepadaku dan stephen.
" hey abby :) " jawab stephen.
" Tay, aku harus ikut denganku sekarang juga, ada sesuatu yang harus kubicarakan padamu.. sangat penting!" kata abby sambil menarik tanganku.
" taa.. ta.. tapi !! " jawabku terbata.
" tidak ada tapi-tapian tay, kau harus ikut denganku sekarang!! " abby memaksaku.
" sudahlah tay, mungkin ada hal penting yang ingin diberitahukan abby kepadamu.. " kata stephen kepadaku.
" ok, baiklah " jawabku
" bye stephen " kataku.
" byee guys.. " jawab stephen.

abby menarikku ke halaman belakang sekolah, ini tempat adalah favorit kami. Sesampainya di belakang sekolah abby berhenti dan melepaskan tanganku. Lalu dia menatapku sejenak lalu berbicara padaku.

" taylor pleaseeee!!! ingat janjimu, katamu kau hanya berteman dengannya ?!! " abby mulai berteriak.
" tapi kami memang hanya berteman " jawabku.
" apanya yang aku bilang teman ?? tadi dia hampir merangkulmu, apa itu yang kau bilang teman ?? "
" dia hanya ingin merangkulku , tidak lebih !! menurutku itu wajar abby! " jawaku kesal.
" tapi tay.. kau "
" tapi apa abby ?? aku curiga kau mulai meyukainya. makanya kau melarangku untuk dekat dengannya ... benar kan ?? " bentakku.

 abby terdiam dan tidak berbicara sepatah katapun.

" benarkan, ternyata kaku mnyukainya ?? " kataku lagi.
" ITU TIDAK BENAR " bentak abby.

Abby gugup dan beranjak pergi meninggalku dengan wajah gugup. Apa yang terjadi dengannya, aku harap persahabatan kami tidak akan rusak hanya karena stephen. Baru pertama kalinya aku melihat tingkah abby yang seperti ini, tingkahnya tidak seperti biasanya. Abby melarangku untuk dekat dengan stephen seolah dia menyukai stephen dan tidak akan seorangpun memiliki stephen. Aku bingung dengan sikap abby hari ini, dia seperti ada masalah. Tapi dia tidak menceritakannya kepadaku. Padahal dia selalu menceritakan semua masalahnya kepadaku, tapi tidak untuk hari ini.

Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner